saya mempunyai sebuah mimpi
mimpi yang sangat indah
mimpi yang mampu membangkitkan semangat
tetapi mimpi hanyalah mimpi
karena itu pun...
aku selalu berharap
dan takkan pernah terbangun
mimpi yang sangat indah
mimpi yang mampu membangkitkan semangat
tetapi mimpi hanyalah mimpi
karena itu pun...
aku selalu berharap
dan takkan pernah terbangun
Kata-kata terakhir pada puisi tersebut memang terlihat sangat egois. Saya sempat termenung begitu bangun pada pagi hari ini. Saya mengalami masa yang cukup sulit. Mungkin bagi sebagian orang, apa yang saya alami merupakan hal yang biasa atau bahkan mereka berpikir ini bukanlah suatu masalah. Tetapi, semua ini adalah awal dari langkah saya. Apabila saya salah melangkah, maka rusak sudahlah masa depan saya.
Mimpi-mimpi serta angan-angan saya memang sudah hilang dalam waktu beberapa detik saja. Pertama kali mengetahuinya, bagaikan petir di siang bolong. I was shock! Sempat terlihat seperti anak kecil. Saya menangis dan berpikir negatif tentang apa yang saya belum ketahui jelas. Mengapa seperti anak kecil? Bukannya permasalahan menangis atau tidaknya, karena menangis hanyalah salah satu dari bentuk luapan emosi. Lalu, yang saya maksudkan disini adalah terlalu cepatnya saya mengambil sebuah kesimpulan. Dan sekarang saya sudah sadar, bahwa semua orang berhak mempunyai impian tinggi yang indah, tapi apalah daya jika Tuhan menghendaki yang lain untuk kita.
Dari situlah saya bangkit. Menghapus air mata dan kembali tersenyum. Mensyukuri apa yang telah Tuhan berikan. Saya percaya bahwa hikmah selalu ada di dalam setiap peristiwa. Saya yakin Tuhan itu Maha Adil. Saya hanya bisa berjanji untuk memanfaatkan segala yang telah Tuhan berikan pada saya. Saya akan mengambil sisi positifnya karena memang tidak ada yang sempura di dunia ini. Termasuk apa yang kita inginkan. Tapi, saya akan membuat seakan semuanya sempurna. Saya tidak ingin orang lain menilai saya negatif. Saya akan terus berusaha menjadi individu yang dewasa. Tidak peduli berapa pun umur saya. Saya hanya ingin membahagiakan orang-orang di sekitar saya. Bagaimana mereka dapat saya bahagiakan kalau sayanya saja tidak merasa bahagia? Oleh karena itu, kembali lagi saya merenung kemudian bersyukur atas apa yang saya alami.
Mimpi-mimpi serta angan-angan saya memang sudah hilang dalam waktu beberapa detik saja. Pertama kali mengetahuinya, bagaikan petir di siang bolong. I was shock! Sempat terlihat seperti anak kecil. Saya menangis dan berpikir negatif tentang apa yang saya belum ketahui jelas. Mengapa seperti anak kecil? Bukannya permasalahan menangis atau tidaknya, karena menangis hanyalah salah satu dari bentuk luapan emosi. Lalu, yang saya maksudkan disini adalah terlalu cepatnya saya mengambil sebuah kesimpulan. Dan sekarang saya sudah sadar, bahwa semua orang berhak mempunyai impian tinggi yang indah, tapi apalah daya jika Tuhan menghendaki yang lain untuk kita.
Dari situlah saya bangkit. Menghapus air mata dan kembali tersenyum. Mensyukuri apa yang telah Tuhan berikan. Saya percaya bahwa hikmah selalu ada di dalam setiap peristiwa. Saya yakin Tuhan itu Maha Adil. Saya hanya bisa berjanji untuk memanfaatkan segala yang telah Tuhan berikan pada saya. Saya akan mengambil sisi positifnya karena memang tidak ada yang sempura di dunia ini. Termasuk apa yang kita inginkan. Tapi, saya akan membuat seakan semuanya sempurna. Saya tidak ingin orang lain menilai saya negatif. Saya akan terus berusaha menjadi individu yang dewasa. Tidak peduli berapa pun umur saya. Saya hanya ingin membahagiakan orang-orang di sekitar saya. Bagaimana mereka dapat saya bahagiakan kalau sayanya saja tidak merasa bahagia? Oleh karena itu, kembali lagi saya merenung kemudian bersyukur atas apa yang saya alami.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar