mungkin pengabdian saya sekarang belum ada apa-apanya untuk Indonesia, terlebih apabila dianalogikan dengan perjuangan pemuda tepat 28 tahun yang lalu. Pemuda-pemudi tersebut dengan lantang menggemuruhkan eksistensi Indonesia. Penghayatan mereka atas lagu Indonesia Raya yang memang pertama kali diperdengarkan pada saat itu sangat pantas ditiru oleh generasi muda jaman sekarang, terlebih pada saat itu pulalah Sumpah Pemuda akhirnya berhasil dirumuskan. Seperti apakah gelora semangat para pemuda itu? Apakah saya pernah merasakan gelora semangat yang meluap-luap seperti mereka? Padahal diumur saya sekarang ini, saya pantas disebut Pemudi.
Prolog tersebut saya tulis untuk menganalogikan pemuda jaman sekarang dengan pemuda pada jaman penjajahan tersebut. Apa yang menjadi perbedaan signifikan? Tentu saja semangatnya! Sudah sangat sering saya mendengar dari pelajaran sejarah mengenai semangat pemuda-pemudi dalam meraih kemerdekaan atau hanya ingin menyebarluaskan eksistensi Indonesia. Semangat yang seharusnya saya miliki untuk terus mengumandangkan eksistensi itu di mata dunia. Semangat sumpah pemuda lahir dari kesadaran akan keanekaragaman dan keyakinan dari kekuatan harmoni yang menjadikan Indonesia menjadi ber-Bhineka Tunggal Ika. Saya sadar kalau pemuda selalu menjadi lokomotif sejarah. Dan dari kalimat itulah saya juga sadar akan peran saya sebagai pemuda demi mengabdi pada bangsa.
Menurut saya, kesadaran untuk maju di era modern dan globalisasi ini ditentukan oleh seberapa besar kehendak dan respons para pemuda terhadap dinamika jaman. Semangat Sumpah Pemuda menunjukkan peran pemuda Indonesia sebagai motor penggerak dan agent of change dalam mengembangkan negara ini. Dan saya sebagai mahasiswa yang berumur produktif, akan semaksimal mungkin mengimplementasikan pendapat saya tersebut.
Dari 28 Oktober 1928 untuk 28 Oktober 2010.
Hidup Pemuda Pemudi!
Hidup Indonesia!
♥dinadinc
Tidak ada komentar:
Posting Komentar