Jumat, 13 Agustus 2010
hari ini seperti hari-hari sebelumnya
duduk menghadap monitor di tempat kubik ini
tepat di seberang tempat saya, duduk setia laki-laki itu
umurnya sekitar pertengahan 40an
perawakannya agak gemuk dan tidak terbilang tinggi
ia selalu memakai celana di atas perutnya
dan ikat pinggang hitam itu pun seperti menjadi ciri khasnya
hari ini ia memakai batik, batik yang membuatnya semakin terlihat bersahaja
tidak ada yang salah dengan penampilannya
sesekali aku memergoki dia sedang melihat ke arah tempatku
mungkin karena di ruangan ini hampir 90% laki-laki
dan mungkin karena warna pakaianku hari ini mencolok mata, shocking pink.
aku rasa dia keturunan india? eh arab? eh maaf mungkin saya salah
tidak ada yang mengganggu pikiranku ketika mata ini terarah padanya
hanya saja
kalau ada kesempatan untukku bertanya kepadanya,
aku ingin sekali bertanya "Pak, dimanakah Anda membeli senyum tulus itu? Bisakah saya memilikinya juga?"
***
Dimana pun Bapak itu berada dalam sorot mata saya, dia selalu tersenyum
kemanapun langkah Bapak itu dalam sorot mata saya, dia selalu tersenyum
Saat atasan mendatanginya dan menanyakan sejauh mana pekerjaan dia, dia selalu tersenyum walau saya sedikit mendengar kalau ia sedang kesulitan dalam menangani pekerjaannya
senyum itu tidak mahal, karena memang gratis
tapi kenapa saya semakin jarang melihat orang tersenyum
senyum dengan penuh ketulusan
bukan senyum dalam penuh kepalsuan
tetaplah tersenyum meskipun musibah sedang menimpa diri kita atau saudara kita karena dengan tersenyum kita dapat memberikan satu energi positif yang tanpa sadar akan menular menjalar ke setiap orang yang melihatnya.
♥dinadinc
Tidak ada komentar:
Posting Komentar