Dear M: Kamulah arti ituSetelah berbulan-bulan tidak pernah berbagi cerita, akhirnya saya kembali lagi dengan sebuah cerita baru. Cerita ini saya kemukakan mewakili perasaan perempuan-perempuan yang ditinggalkan begitu saja oleh pasangannya (baca: pacar). Baiklah, ini adalah cerita dari salah satu teman terdekat saya...
Hilang arti adalah ketika dalam dekat yang rapat kita tak saling memiliki rasa kebersamaan itu
Hilang arti adalah ketika ketiadaanmu tak lagi menggelitik getar rindu
Hilang arti adalah... tanpamu
Dan, sungguh berarti... bisa mencintaimu;
karena kamu lah arti dari setiap sedihku yang terisak -Moammar Emka
W (Woman) : Kamu kenapa? Aku ngerasa kamu beda banget ahir-akhir ini
M (Man) : Aku... Aku cuma ngerasa ga comfort aja buat pacaran akhir-akhir ini
W (Woman) : (dude... was that? sh*t!)
Hanya penggalan itu yang terus terngiang-ngiang di benak saya ketika mendengarkan teman saya bercerita mengenai apa yang terjadi dengan hubungan mereka. Menurut saya, tentu saja di dalam suatu hubungan, pendapat bersama adalah hal yang paling dijunjung tinggi dalam menghargai satu sama lain. Terhenyak. Ini begitu menyakitkan bagi teman saya. Padahal, dapat dikatakan bahwa hubungan mereka masih terbilang begitu baru. Baru sekali. Sebagai teman dekat, saya tidak menyangka hubungan mereka akan berakhir dengan pernyataan sepihak. Bagi saya, sedari awal membangun suatu hubungan pastilah sudah terpikirkan "apa" dan "bagaimana" hubungan tersebut akan berjalan, bukannya tentang "kapan" dan "tepatnya waktu" untuk mengakhiri hubungan tersebut. Saya rasa, analoginya seperti berjalan di tempat, bahkan cenderung mundur ke belakang. Karena setau saya, teman saya begitu berharap akan hubungan mereka.
Saya masih teringat ketika dia dengan cerianya menceritakan kepada saya tentang pria ini. Senyumnya. Gerakan tubuhnya. Semuanya mencerminkan kebahagiaan. Saya pun pada waktu itu terbawa suasana bahagia yang dia sebarkan. Sebagai teman dekat, saya ikut menilai pria ini. Prinsipnya, apabila teman dekat saya bahagia, pasti saya pun akan terlampau dengan bahagia itu. Saya ingat, mereka selalu mengajak saya dalam berbagai kesempatan. Saya juga ingat, mereka berdua tampak baik-baik saja.
Namun, ternyata saya salah atau malah terlalu cepat dalam menilai. Teman dekat saya, teman yang selalu bersama saya dalam keseharian tiba-tiba seperti dirundung masalah. Saya ingat betul, waktu itu saya pernah melontarkan pertanyaan, "Kamu kenapa? Lagi ada masalah sama dia yah?" Ketika itu, teman dekat saya langung mengalihkan dengan hal lain. Saya tau, dia selalu berusaha menyembunyikan sedihnya. Tapi, saya tidak dapat dibohongi oleh sorot matanya. Sendu. Tatapannya terlihat penuh harap tanpa kepastian.
Sore itu, dia tiba-tiba menyender di bahu saya. Saya rasakan hangatnya air yang jatuh di kemeja saya. Air mata? Saya tertegun. Saya tidak berani bertanya apa pun. Saya diam. Dalam diam saya berdoa bahwa tangisan ini bukanlah tangisan hampa. Lama saya menunggu. Pelan-pelan saya mendengar isakan kecil. Lalu isakan tersebut bergetar seiring dengan pelukan menghambur kepada saya. Dengan segera saya merangkulnya. Belaian tangan saya dirambutnya membuat isakan dia semakin terdengar. Pada saat itu saya tau, bahwa dia menahan sesuatu. Sesuatu yang berusaha dia keluarkan. Lalu, perlahan-lahan dia membuka suara. Dia bercerita...
Hati teman dekat mana yang tidak hancur mendengar pernyataan-pernyataan tersebut. Dalam ceritanya saya ikut mengeluarkan air mata. Saya tertegun. Saya ikut merasakan bagaimana perasaan dia saat itu. Dan berusaha mengartikan apa maksud dari pernyataan-pernyataan yang dilontarkan oleh pasangan dia. Apakah semudah itu mengucapkan pernyataan yang membuat pasangan kita menjadi sangat tidak berarti?
Di dalam perjalanan pulang, saya mendengar dia bersenandung pelan. Bersenandung terus menerus diselingi oleh isak tangis yang masih tidak kunjung berhenti. Saya masih ingat betul lirik dari senandung tersebut. Ya, lirik ini kesukaan teman dekat saya. Lirik ini sering sekali juga disenandungkan oleh... pasangannya.
Hey Mr. Curiosity.. Is it true what they've been saying about you..Jika harus tersakiti seperti ini, saya yakin dia pasti tidak akan mau memulai semua ini sedari dulu. Maafkan saya karena tidak menjadi teman yang baik. Dibalik segala duka, pasti tersimpan hikmah yang bisa kita petik pelajarannya. Dibalik segala duka, pasti tersimpan hikmah yang akan menguatkan kita pada cobaan hidup selanjutnya.
Are you killing me? You took care of the cat already and for those who think it's heavy
Is it the truth? Or is it only gossip?
I'm looking for love this time
Sounding helpful, but it's making me cry
Love is a mystery..
Mr. Curious.. Come-back-to-me
Untuk teman dekat saya, kekuatan itu ada di dalam diri kita sendiri. Setiap manusia bisa terluka dan menangis, tapi yang paling penting dari semuanya adalah setiap manusia pasti bisa mengambil hikmah dari semua cobaan hidupnya. Ibaratkan saja semua seperti terbang dan tenggelam.
"Loneliness provokes inquietude to come and go. It sips my solitude in an endless dream."
♥dinadinc